Suara awak kabin memberitahukan jika pesawat akan mendarat
sebentar lagi dan mengingatkan penumpang untuk mengencangkan sabuk pengaman.
Pandangan saya beralih ke jendela pesawat di sisi kanan saya. Nafas saya seolah
berhenti. Sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan. Saya tepuk lengan Indah
tanpa melepaskan pandangan saya dari pemandangan di luar jendela. “Ndah,
Ndah…keren, Ndah!” seru saya. Indah pun tersenyum dalam takjub. Di bawah sana
terbentang daratan luas yang hampir seluruhnya berwarna putih, menyisakan
sedikit bagian berwarna hijau. Sejauh mata memandang hanya hamparan salju. Bumi
tampak bulat dan saat itu kami berada cukup dekat dengan kutub utara.
Begitu keluar dari bandara, kami bergegas mencari bis nomor
61 atau 61V yang akan membawa kami ke stasiun dan juga terminal bernama Tikkurila untuk
kami melanjutkan perjalanan menggunakan kereta selama kurang lebih 10 jam
menuju sebuah kota di belahan utara Finlandia bernama, Rovaniemi. Kami menumpang kereta yang dapat dipesan online sebelumnya di link ini. Tiket dari Helsinki Airport - Tikkurila (Bus) dan Tikkurila - Rovaniemi (train) saya beli seharga EUR 70.98. Sedangkan pulangnya Rovaniemi - Helsinki menggunakan Norwegian Airlines dengan harga kurang lebih sama. Lagi-lagi kami dibuat takjub oleh pemandangan di sepanjang jalan. Semua serba putih, tertutup salju yang cukup tebal -jalan-jalan, trotoar, papan reklame di sisi jalan, pucuk pohon, semua tertutup salju, dan menyisakan sedikit pada ujung-ujungnya. Saya menyadari salju di sini berbeda dengan salju yang saya lihat di kota-kota lain, yang berwarna putih pekat. Salju disini berwarna putih bersih dan mengkilat!
Pemandangan sepanjang perjalanan kereta menuju Rovaniemi pun tidak kalah menakjubkan. Hutan pinus, padang rumput dan rumah tradisional yang tertutup salju, membuat mata saya merekam semua keindahan itu dan menyimpannya dalam hati saya hingga kini. “A very beautiful winter…Tuhan, terima kasih ya”, bisik saya dalam hati.
Ketika musim semi menawarkan suatu keceriaan dan suka cita
yang menggegap, musim panas memberikan suatu semangat baru, dan musim gugur
menampilkan kesenduan, saya sangat menyukai musim dingin. Buat saya musim
dingin menyimpan suatu misteri tersendiri. Seperti ada suatu kesunyian yang
sangat damai, suatu balutan keindahan yang menghangatkan hati, suatu bisikan
yang bersahabat, suatu kedamaian yang murni, yang saya ingin simpan dalam
sebuah kotak di hati saya dan saya kenang kembali seperti saat saya menulis ini.
Rovaniemi. Sebuah kota di belahan utara Finlandia yang tak sengaja saya temukan di beberapa website ketika mencari referensi tempat terbaik untuk mencoba keberuntungan bertemu dengan Aurora Borealis atau juga dikenal dengan The northern light. Rovaniemi – walaupun kota kecil - merupakan ibu kota region Lapland. Butuh beberapa kali usaha bagi saya untuk dapat mengingat dan melafalkan nama kota ini dengan benar “R-o-v-a-n-i-e-m-i”
Perjalanan 10 jam dengan menjadi tidak terasa ketika kami
disuguhkan suatu kenyamanan, dan free wifi tentunya, jadi ngga mati gaya!
Hahaha…untungnya saya dan Indah bukan tipe orang yang menjadi autis dan adiktif
dengan gadget. Kami menikmati
pemandangan di sepanjang jalan, sibuk mengambil foto, mendengarkan music, tergelak dengan candaan konyol kami, merasa
nyaman dalam keheningan, bertukar cerita hati dan kesibukan ngemil yang tiada
henti, dan juga akhirnya….tidur!Rovaniemi. Sebuah kota di belahan utara Finlandia yang tak sengaja saya temukan di beberapa website ketika mencari referensi tempat terbaik untuk mencoba keberuntungan bertemu dengan Aurora Borealis atau juga dikenal dengan The northern light. Rovaniemi – walaupun kota kecil - merupakan ibu kota region Lapland. Butuh beberapa kali usaha bagi saya untuk dapat mengingat dan melafalkan nama kota ini dengan benar “R-o-v-a-n-i-e-m-i”
Sekitar jam 8 malam kami tiba di Rovaniemi, yang merupakan
pemberhentian akhir kereta. Di Rovaniemi, saya dan Indah menginap di sebuah
rumah (atau apartemen lebih tepatnya) dari host couchsurfing, namanya Esther.
Ia mengatakan akan menjemput kami di stasiun dan saya memberikan ciri-ciri
warna jaket dan backpack kami untuk identitas. Esther seorang wanita warga
negara Belanda, seusia kami dan sedang menempuh kuliah S2 di University of
Lapland. Banyak cerita yang sangat berkesan mengenai perjumpaan kami. Cerita
detailnya terpisah ya (masih dimasak ceritanya).
Malam itu kami habiskan dengan obrolan yang cukup seru,
terlebih ada seorang teman Esther yang juga menginap karena habis mengerjakan
tugas kuliah bersama dan terlalu malam untuk pulang ke rumahnya. Obrolan
berlangsung hingga tengah malam, menghabiskan beberapa cangkir teh dan cemilan
“Puulah” ala Finlandia. Saya, Indah dan teman Esther tidur di ruang tengah,
dengan menggelar kasur lipat. Sangat nyaman dan hangat. Sebelum tidur, saya dan
Indah sempat memandang sekilas ke luar jendela, berharap melihat sekelebat
Aurora Borealis, namun tentu saja cahaya ini jarang dapat dilihat di tengah
kota. Kami tidur dalam senyum, tidak sabar menunggu datangnya pagi dan memulai
petualangan kami di kota yang yang konon menjadi markas Sinterklas….hohoho!!
Simak petualangan kami di “Rovaniemi part 2: Adventure in artic circle”
4 comments:
Hi astrid
Saya gio
Saya mau berlibur ke rovaniemii
Bole minta contact utk bsa hubungi kamu pengen diskusi hehehe bole gk? Thanks ::)
Hello Gio,
Ini email saya: astridharyotoputri@yahoo.com
Desember mau natalan disana.... boleh tidak minta info2 kesana... soalnya bingung mau naik kereta.. pesawat ke sana ada tidak ya
Halo..naik pesawatnya darimana ya? Rovaniemi punya bandara dan waktu itu saya menggunakan pesawat dr Rovaniemi ke Helsinki. Jika tidak ada direct ke Rovaniemi, alternatifnya bisa ke Helsinki dulu terus lanjut dengan Finnair atau Norwegian Air.
Post a Comment