Saturday, August 6, 2011

Sepenggal cerita "injury time" di Salzburg

Venice menjadi kota tujuan setelah Salzburg. Dengan jadwal kereta jam 10.30, kami masih sempat jajan di mini market dekat hostel, browsing internet cari info untuk destinasi berikutnya, masak nasi dan lauk untuk bekal di kereta dan juga mencuci baju di basement hostel yang menyediakan beberapa mesin cuci dan pengering. Pagi itu pokoknya agak santai deh, ngga kudu bangun pagi pula.

Tapi saking santainya, kami ngga memperkirakan waktu, padahal cucian belum sempet kering sempurna, packing juga belum kelar, dll. Alhasil, kami terburu-buru gila, semua barang disumpelin secara paksa ke dalam backpack "Aah, nanti aja lah ngaturnya di kereta, yang penting masuk dulu semua" pikir kami. Cucian yang baru setengah kering langsung dimasukin ke plastik kresek dan angkut. Waktu tinggal 15 menit lagi. Yang tadinya mau jalan kaki ke stasiun, saking mepetnya, terpaksa panggil taksi (iya, iya deh....ngga bacpacker banget kan naik taksi) habis gimana, daripada telat dan harus kesiangan, sayang waktunya.

Ketepatan waktu di eropa memang luar biasa. Taksi datang benar-benar dalam 5 menit, sesuai janji. Perjalanan dari hostel ke stasiun hanya sekitar 6 menit dengan ongkos taksi EUR6.7.

Tiba di stasiun, kami langsung ngibrit untuk cari layar informasi jalur berapa kereta kami. Begitu ketemu jalurnya, lagi-lagi dengan gembolan di punggung, kami mesti berlarian lagi menuju jalur kereta yang ada dalam petunjuk. Fyi, antara satu lintasan ke lintasan kereta di Eropa, umumnya harus turun ke bawah tanah jadi ngga bisa langsung nyebrang rel begitu saja. Jadi kebayang kan, turun dengan tangga, dan naik lagi, dengan gembolan sekitar 15 kg di punggung belakang dan 6 kg di dada depan!

Untuuuung keretanya belum datang dan kami sempet mengatur napas yang ngos-ngosan banget. Begitu kereta terlihat dari ujung, maka saya langsung ingetin yang lain untuk pasang mata mencari gerbong kelas satu, yang berupa kompartemen, bukan deretan bangku-bangku pada umumnya.

Nah, ada kejadian lucu pada saat kereta datang. Berikut kutipan percakapannya - semuanya dalam keadaan berteriak, bersaing dengan deru kereta yang lewat di depan mata:


"Cari gerbong yang warnanya beda, itu biasanya first class!"
"Semuanya warnanya samaaaa!!!"
"Iyaaa! Semuanya ada orangnya!"
"Ya iyalah, kalo isinya hantu, baru kita kabur, pegimane sih lu!! Cari yang kompartemen!"
"Ga ada!! Semuanya bangku!!"
"Woy, kalo kaga ada bangku, itu mah konteiner, bukan kereta"
"Gerbong paling belakang kali"
"Yang paling belakang ngangkut mobil, kaga ada lagi....Oh itu...ituuu!!! Itu gerbong kompartemen!!"
"Cepetan geserrrr....geserrrr...lariiii cepetaaann!!!"


Dan alhasil kita berlarian menuju gerbong kompartemen. Boleh dong gaya sedikit, biar kata backpacker ngere, tapi sebagai pemegang Eurail Pass, kita mendapat fasilitas kelas satu di kereta yang menyediakan fasilitas ini. Begitu tiba di dalam gerbong, kami tertawa sampai sakit perut, ingat kejadian tadi. Udah tahu ada kereta yang meraung lewat di depan mata, tetep nekat ngobrol....sempet-sempetnya ngebanyol pula! Hadooohh....what a day! :-)

No comments: