Sunday, August 28, 2011

Missing Solo...always!

Solo, kota kecil yang "hanya" berpenduduk sekitar 500ribu orang ini juaranya yang namanya makanan. Jangan bayangkan makanan enak yang di mal2 seperti di Jakarta ya. Cobain deh makanan-makanan jalanan (jalan besar atau nyempil di gang-gang kecil) atau di pasar-pasar tradisional.

Ini daftar rekomendasi makanan enak di Solo... versi saya lhooo... (urutan tidak berdasarkan favorit, tapi acak yang terlintas di kepala saya). List ini akan terus diperbarui jika saya kebetulan menemukan 'harta karun' makanan enak lainnya di Solo :-) So here we go...

  • Nasi liwet "Bu Tini", dulu letaknya di warung tenda di trotoar depan hotel (lupa namanya), hanya beberapa meter dari stasiun kereta api Balapan, tapi sekarang sudah pindah ke area tepat di samping stasiun Balapan. Ada satu area (seperti pasar kecil) yang dikhususkan untuk beberapa pedagang. Penutup warungnya warna hijau ngejreng dengan tulisan "Nasi liwet Bu Tini". Jangan lupa minta sayap (bahasa jawanya: suwiwi) dan cobain juga ketan dan teh angetnya. Buka sekitar jam 5.30 pagi sampai sehabisnya (sekitar jam 9-930 pagi). Biasanya saya selalu habis 2 porsi (harga per porsi Rp 6,000 - kalau ngga salah ingat) dan dilanjutkan dengan sepotong ketan (banyak yah!).

  • Alternatif sarapan lainnya adalah "Soto seger Mbok Giyam". Tadinya saya beranggapan soto gitu loh dimanapun rasanya sama aja. Tapi anggapan ini berubah ketika makan soto Mbok Giyem, yang terletak dekat Lottemart (maaf, agak lupa detil tempatnya karena waktu itu tinggal duduk dan tahu beres). Apa yang istimewa dari soto ini? Soto Seger memiliki kuah bening yang rasanya gurih dan menyegarkan. Disini tersedia soto ayam dan soto daging sapi, tapi yang paling populer adalah soto sapinya. Soto disajikan dalam mangkuk kecil dengan isian daging sapi/suwiran ayam, kecambah, ditambah taburan daun seledri dan bawang merah goreng. Untuk soto ayam biasanya ada tambahan keripik kentang di dalamnya. Yang menyenangkan (banget!) adalah di meja tempat kita makan, kita akan menemukan deretan panjang makanan kecil / lauk pendamping untuk soto. Ada sate ayam, sate kikil, sate babat, Sate paru, sate udang tepung, sate cingur, sate telur puyuh, sate hati-ampela ayam, dan berbagai macam gorengan seperti tempe goreng, mendoan, tahu bakso, bakwan sayur, sosis Solo, mentho (makanan kecil khas boyolali yang terbuat dari kacang, singkong, dan kelapa), dll. Tempe gorengnya enak, sangat renyah sampai ke dalam (Favorit saya!). Warung soto ini buka jam 6 pagi, tepat sebagai pilihan sarapan yang mengenyangkan.

  • Nasi timlo "Sastro" yang ada di belakang 'Sar Gede (orang Solo bilang "Pasar" dengan sebutan "Sar"). Warungnya persis di pojokkan jalan, buka mulai pukul 06:30 - 15:30. Perhatikan penjualnya yang menghitung masih dengan papan tulis hitam kecil ala jaman baheula... Sup ini rasanya segerrr banget, cocok untuk sarapan. Rasa Timlo ini seperti gabungan antara sup dan soto, berkuah bening dan gurih yang berasal dari kaldu ayam pekat, berisi ati ampela, potongan daging ayam, semur telur bebek kecoklatan, dan sosis ala Solo. Sosis ini bukan seperti umumnya sosis yang panjang, namun lebih seperti martabak telur yang digoreng. Walaupun tempatnya sederhana, namun suasananya menyenangkan dengan adanya live performance dari pengamen menyanyikan lagu keroncong ataupun lagu tempo dulu.

  • Sosis solo yang paling top adalah di Varia di daerah Coyudan. Bentuknya kecil tapi isinya padet dan ayamnya benar-benar gurih. Harganya Rp 2,500/biji.

  • Wedangan (air jahe hangat) tidak ada yang ngalahin warungnya "Mbah Wir". Warungnya sederhana ala rumahan dan letaknya ngga jauh dari perempatan Purwosari. Wedangan paling top dilakukan malam hari dan disertai makan nasi kucing dan pilihan lauk yang beraneka ragam: tempe mendoan, sate ati, tempe + tahu bacem, sosis solo, dll. Favorit saya adalah wedang ketan (air jahe dicampur tape ketan). Pilihan rasa lainnya adalah coklat, susu, kacang, original dll... (lupa)

  • I'm a big fans of milk! I am. Dan di Solo saya penggemar "Susu Shi Jack" yang menjual susu segar dingin atau hangat. Konon Susu Shi Jack merupakan pelopor warung susu murni di kota Solo. Selain segar dan gurih, Susu Shi Jack memberikan nama unik pada pilihan rasa susu dan cemilan, contohnya Tante Susi (Susu sirup tanpa telor), Superboy (Susu perah Boyolali), Sukatman (Susu coklat manis), Roti Bacok (Roti bakar coklat) dll. Warung Susu Shi Jack dapat dijumpai di beberapa lokasi seperti Jl. Dr. Rajiman atau Lojowiten (Jl. Kapten Mulyadi), Jl. Raya Solo Baru. Warung buka sore hingga malam. Kalau kalian bukan penggemar rasa manis, jangan lupa untuk bilang ke mas-mas nya untuk mengurangi gula atau susu atau sirupnya.

  • Gudeg di restauran Adem Ayem di jalan Slamet Riyadi (boulevardnya kota Solo). Rasa gudegnya ngga semanis di Yogya sehingga pas banget di lidah. Daging ayam kampungnya meresap dengan bumbu dan kreceknya enak bgt, agak pedes dikit tapi mantab!

  • Serabi solo. Yang terkenal pastinya serabi Notosuman di jalan Notosuman. Tapi setelah saya coba tempat lain, rasanya juga not bad lho. Contohnya serabi yang dijual di trotoar sepanjang jalan Slamet Riyadi atau kalau mau yang ukuran jumbo, cobain deh yang dijual di mbok-mbok di gerobak di depan toko abon Varia di Coyudan. Semua enak!

  • Tengkleng. Nah ini dia salah satu jagoan kota Solo, tapi krn isinya daging kambing, saya ngga suka! Tapi bolehlah saya masukkan dalam listi ini karena memang khasnya Solo banget dan banyak yang bilang enak. Tengkleng semacam gulai tapi lebih encer kuahnya dan isinya adalah segala pernak pernik kambing khususnya bagian kepala (mata, kuping, pipi, dll). Yang terkenal adalah yang di dekat gapura di Pasar Klewer (Tengkleng Bu Edi, kalau ngga salah).

  • Es dawet di Sar Gede. Ini masuk dalam kategori must-have!! Tidak bisa tidak, saya harus mampir ke sini kalau ke Solo. Tempatnya ada di dalam Pasar Gede, masuk dari pintu samping dan langsung terlihat kiosnya yang terbuka di pojokkan, pas di seberang yang jual ayam goreng. Es dawet ini seger banget, isinya tape ketan hijau, bubur sumsum, selasih, ketan hitam, kuah santan encer plus gula dan es batu. Oiya, nongkrong di kios ini cukup mengasyikkan buat saya. Terletak di tengah-tengah pasar, saya menikmati pemandangan dinamika pasar dengan hilir mudik orang-orang (tua dan muda) berjualan atau menjadi kuli gendong dan mendengar selentingan dalam bahasa jawa.

  • Selain es dawet ini, di Solo juga terdapat es tape yang biasanya di jual di abang-abang keliling dalam sebuah gerobak. Mereka berkeliling namun ada juga yang menetap seperti di depan rumah makan Adem Ayem atau Tahu Kupat (dekat Mal Paragon). Ciri khas yang terlihat adalah ada gelas-gelas ceper yang digantung di gerobaknya. Es ini mirip 'es kenong' waktu saya kecil, namun bedanya es ini hanya ditemani topping tape ketan. Perpaduan dingin dan manis membuat es ini terasa segar. Satu gelas dihargai sekitar Rp 6,000 (agak lupa).

  • Ke Solo, rasanya belum lengkap tanpa mencoba nasi kucing, dan ada satu tempat yang rasanya enak namun tempatnya di design modern - berbeda dengan umumnya warung tradisional. Namun jangan kuatir, walaupun tempatnya modern, harganya cukup bersahabat (saya ingat makan ber-tujuh hanya habis 140 ribu). Tempat ini namanya "3 Tjeret", berlokasi di samping lapangan Pamedan, Mangkunegaran. Jika masuk dari jalan Slamet Riyadhi, tinggal jalan kaki kira-kira 200 meter (mungkin ya, I'm really bad at counting distance, hehe...). Makanan disajikan dengan menggelar di satu konter dan pengunjung mengambil berbagai pilihan lauk yang diingini (ayam, tempe tahu bacem, paru, bakwan dll). Nasi tersedia dalam bungkus daun pisang dengan berbagai pilihan lauk pedamping di dalamnya seperti "Nasi daging terik", atau "Nasi teri" dll. Kasir akan menghitung lauk pilihan kita dan menawarkan untuk dipanaskan atau dibakar atau digoreng.

  • Ayam goreng 'Sar Gede, letaknya pas banget bersebrangan dengan counter nya es dawet di atas. Biasanya saya mampir ke es dawet sembari nungguin ibu yang jual goreng ayam pesanan saya. Ayam kampung yang rasanya asin dan gurih ini memang khusus take-away alias ngga bisa makan di tempat. Dijual dalam potongan setengah ayam seharga Rp 10,000 (yang agak kecil) dan Rp 12,000 (agak besar), ayam ini biasanya dinikmati dengan nasi putih anget aja rasanya udah nikmat banget, apalagi dengan sambal yang dijual juga di tempat yang sama. Kalau untuk oleh-oleh, saya diajarin tante saya untuk bilang ke penjualnya "pesan untuk dibawa ke Jakarta". Jgn lupa kata "Jakarta" nya ya, hehe...bukan untuk pamer, tapi supaya yang jual bisa memperkirakan tingkat kekeringan dalam menggoreng ayamnya (dan ngga perlu juga dijelasin ke Jakartanya naik apa atau kapan perginya...ngga penting banget! haha..)

  • Abon dan serundeng tetap masih juara di Varia, daerah Coyudan. Mau coba yang less cholesterol, bisa memilih yang namanya Abul dengan harga sedikit lebih mahal tentunya. Abul ini tidak digoreng minyak tapi digoreng kering tanpa minyak (disangrai mungkin ya) dan rasanya tetap sama gurihnya. Namun sekarang Varia bersaing ketat dengan competitornya yaitu Mesran yang menawarkan harga lebih murah. Letaknya tokonya pun tidak jauh dari Varia, tapi buat saya pribadi Varia lebih jagoan. Cuma ingat, Varia selalu tutup di hari Minggu :-(

  • Kue-kue kering untuk oleh-oleh seperti sus kering, kue letter S, usus goreng, juga bisa didapat di Varia dan Mesran.

  • Nasi rames di (lagi-lagi) Sar Gede. Sebenernya ngga sengaja nemuinnya waktu saya laper dan celingukan cari yang jual nasi, saya ketemu dengan mbak-mbak yang jual aneka lauk, tidak jauh dari tempat ayam goreng tadi. Aneka lauk digelar di meja pendek di tengah jalan/gang tempat orang lalu lalang. Rekomendasi saya adalah tempe dan tahu bacem, buntil dan krecek.

Itulah daftar shopping list saya kalau di Solo, walaupun selain itu ada beberapa jenis makanan lain yang khas Solo seperti sate buntel, (ke)tupat tahu, dll, yang saya ngga masukkan dalam list karena saya ngga begitu doyan.

Jadi pergi ke Solo, siap-siap untuk naik berat badan ya karena benar-benar tiada hari tanpa makanan enak. Dan satu lagi tips saya, usahakan sesering mungkin menjelajahi pasar-pasar tradisional yang banyak ditawarkan di Solo karena selain (buat saya) tempatnya asyik, biasanya ada makanan-makanan yang enak tapi belum komersil. Dan pesan terakhir, sebelum makan, jangan lupa berdoa dulu supaya ngga kesurupan waktu makannya...haha..

Happy eating ... :-)

No comments: