Sunday, August 8, 2010

Smile... and the world will smile at you.. :)

Setiap pagi dalam perjalananku ke kantor, aku melihat sosok Bapak ini. Ia rutin hadir dalam gerbong kereta Bekasi Ekspress yang aku naiki setiap hari.

Bapak ini bukanlah masinis atau kondektur yang memeriksa karcis penumpang di tiap gerbong. Ia juga bukanlah penjual koran yang berkeliling menawarkan berita-berita baru setiap harinya. Dan ia juga bukan salah satu penumpang yang berlari-lari demi mendapatkan satu tempat duduk dan bisa tidur dengan nyaman.

Bapak ini memiliki kekurangan fisik sehingga ia tidak dapat berjalan dan terpaksa menggantungkan hidupnya dari belas kasihan orang lain. Ia menggerakkan badannya dengan menggeserkan dan mengangkat badannya dengan kekuatan dua tangannya. Namun, satu hal yang aku lihat sosoknya begitu berbeda dari wajah-wajah yang kutemui dalam setiap gerbong adalah ia selalu tersenyum. Ia tersenyum dengan ketulusan hatinya dan menyapa setiap orang, tanpa peduli apakah ia kenal atau tidak, tanpa ia peduli apakah kemudian mereka membuang muka atau pura-pura tidur supaya tidak harus memberikan uang.

Ia tidak pernah menadahkan tangannya. Ia hanya tersenyum dan menyapa "Assalamualaikum...pagi, neng...". Kemudian ia tertatih menyeret tubuhnya dengan kedua tangannya. Suatu kondisi yang cukup sulit, namun ia tetap tersenyum. Belum pernah aku lihat wajahnya cemberut atau muram, walaupun aku bisa bayangkan hidup pastilah tidak mudah baginya. Mungkin ia memiliki keluarga yang harus ia nafkahi, anak-anak yang sekolah dan beban hidup seperti orang lain namun dengan kondisi yang sungguh jauh berbeda dengan orang pada umumnya.

Aku menjadi malu sendiri. Senyumnya seakan menyindirku. Dengan semua bebannya itu, ia masih bisa tersenyum untuk orang lain setiap harinya. Bagaimana dengan aku? Aku memiliki fisik yang cukup sehat, pekerjaan yang aku nikmati, penghasilan yang cukup, namun sering aku mudah untuk menggerutu, memasang wajah yang muram dan cemberut untuk hal-hal yang sepele.

Tersenyum adalah satu hal yang begitu sederhana dan dapat dilakukan semua orang secara gratis, namun siapa yang sangka senyum memiliki efek yang cukup besar dan merupakan "penyakit" yang mudah menular.

Dengan tersenyum dengan office boy di kantorku ketika datang di kantor, mungkin ia akan tersenyum dengan rekan kerjaku yang lain, kemudian rekan kerjaku tersenyum kepada atasannya atau kepada keluarga atau orang-orang disayanginya.

Ketika kita tersenyum pada seseorang yang sedang patah hati, maka ia dapat merasakan bahwa dunia tidak sedang runtuh dan masih ada orang lain yang menyayanginya. Ketika kita tersenyum pada mereka yang sedang sakit, senyum membuat mereka merasakan kepedulian dari orang lain. Ketika kita tersenyum kepada mereka yang sedang putus asa, senyum memberikan harapan dan kekuatan untuk bangkit. Namun jangan coba-coba tersenyum pada atasan kita yang sedang meledak-ledak marah kepada kita. Itu namanya bunuh diri :-)

Senyum dapat dirasakan, walaupun orang tidak melihat wajah kita. Coba buktikan. Tersenyumlah ketika anda menelepon pasangan atau sahabat anda, mereka pasti dapat merasakan senyuman anda itu dari suara yang tercipta. Kehangatan jiwa yang terpancar dapat dirasakan.

Aku berterima kasih kepada Bapak itu untuk mengajariku satu hal sederhana, senyum dengan ketulusan hati. Senyum pula akan memberikan suatu napas segar bagi jiwa kita.

Tersenyumlah maka dunia pun akan tersenyum padamu.

3 comments:

journey to the end said...

baek-baek cengar cengir sendiri dikira orang gila loh

astrid damayanti h. putri said...

hehe...tp bisa ada kemungkinan orang terpesona lho dgn senyuman saya...*ngelessss...*

astrid damayanti h. putri said...
This comment has been removed by the author.